Ya saat ini
dunia sedang digemparkan dengan adanya covid 19 atau corona virus. Namun,
sebelum itu tahukah kamu apa yang disebut pandemi? Jadi, pandemi berasal dari
bahasa Yunani pandemos, pan yang
berarti semua dan demos yang berarti
orang. Artinya, epidemi penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, misalnya
beberapa benua atau di seluruh dunia.
Kalian semua
pasti sudah tahu jika virus ini berasal dari Kota Wuhan, ya sebuah kota yang
ada di Provinsi Hubei, Tiongkok. Virus
ini berasal dari alam yang sebelumnya dilansir dari beberapa sumber, virus ini
berasal dari hewan seperti unta, musang, dan kelelawar. Tidak hanya tiga hewan
itu saja, beberapa waktu terakhir ada temuan baru yang mengatakan bahwa virus
ini berasal dari ular. Lalu, bagaimana covid-19 ini bisa sampai ke manusia?
Di Wuhan
terdapat sebuah pasar tradisional yang menjual berbagai macam hewan liar seperti
ular dan kelelawar, hewan-hewan tersebut dijual untuk dikonsumsi manusia. Nah,
dari mengkonsumsi hewan-hewan itu lah yang bisa menyebabkan virus tersebut
berpindah ke dalam tubuh manusia. Seperti halnya virus SARS dan EBOLA yang juga
pernah menjadi pandemi beberapa tahun yang lalu.
Berbicara
tentang asal muasal virus corona ini, ternyata banyak orang dan ilmuwan yang berpendapat
tidak sama atau bahkan bertentangan. Jika di atas tadi sudah dijelaskan bahwa
ada yang berpendapat jika virus ini berasal dari hewan liar, ternyata juga ada
beberapa orang yang memiliki pendapat bertentangan. Mereka berpendapat bahwa
virus ini bukan berasal dari hewan, melainkan dari kreasi laboratorium. Sempat
terjadi perdebatan antara Presiden Amerika Serikat, Donald Thrump yang
mengatakan virus ini berasal dari China sedangkan Kementrian Luar Negri China,
Zhao Lijian berpendapat bahwa tentara Amerika Serikatlah yang membawa virus ini
ke Wuhan.
Namun, sekarang kalian tidak perlu bingung lagi karena sudah
ada kejelasan tentang virus ini yang disebarkan dalam jurnal ilmiah Nature
Medicine. Dalam jurnal tersebut dijelaskan bahwa covid-19 berasal dari hewan
dan bukan dari hasil kreasi laboratorium. Hal ini didukung karena tidak ada
bukti nyata yang mengatakan bahwa virus ini berasal dari hasil rekayasa. Para
peneliti juga mengurutkan genom virus ini dan membandingkan dengan pandemi yang
pernah ada sebelumnya. Sehingga mereka mengatakan tidak mungkin virus ini
buatan manusia.
Berbicara mengenai seberapa bahayanya Virus Covid-19 ini,
memang seberapa bahayanya sih?
Jika dibandingkan dengan pandemi yang pernah ada seperti MERS
dan EBOLA, tingkat kematian Virus Covid-19 ini cenderung lebih rendah. Untuk
virus EBOLA, tingkat kematiannya mencapai 50%, untuk virus MERS tingkat
kematiannya mencapai 35%, dan virus COVID-19 ini tingkat kematiannya 3%.
Dibandingkan dengan pandemi yang sudah pernah terjadi, covid-19
ini memiliki cara penyebaran yang begitu cepat. Jika SARS butuh waktu enam
bulan untuk menjadi pandemic, COVID-19 hanya butuh waktu dua bulan untuk
menjadi pandemic. Ya, virus ini memang cepat sekali untuk menular. Dalam tempo
waktu satu bulan penyebaran virus COVID-19 sudah mencapai 26 negara di luar
China. Sampai detik ini sudah 2,79 juta orang yang terkonfirmasi, 781 ribu
sembuh, dan 196 ribu meninggal dunia.
Kalian mau tahu gak, gimana sih cara kerja virus ini untuk
menyerang tubuh manusia?
Tanda dan gejala umum pada infeksi COVID-19 antara lain
gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk, dan sesak napas. Masa
inkubasi rata-rata 5 sampai 6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Akibat
yang paling berat dari COVID-19 adalah sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
yang paling fatal adalah kematian.
Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian
besar kasus adalah demam. Dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas.
Tentunya virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh atau
sistem imun. Kebanyakan yang meninggal adalah para lansia karena ada perubahan
sistem imun pada usia lanjut. Selain sistem imun, kecepatan regenerasi sel juga
menurun dan tidak secepat ketika usia muda. Kualitas berbagai organ, tulang,
hingga otot juga sudah mulai menurun.
Sudah banyak sekali korban akibat virus ini.
Diinformasikan bahwa di Italia merupakan salah satu negara dengan korban
terbanyak. Mengapa demikian? Diduga karena masyarakat Italia menganggap enteng
virus ini, mereka masih sering melakukan aktivitas di luar ruangan dan
berkumpul dengan banyak orang, mereka juga tidak menghiraukan anjuran
pemerintah untuk menggunakan masker ketika keluar rumah. Memang pada awalnya
hanya beberapa kasus yang terjadi, tapi jika dibiarkan juga akan semakin
menyebar luas.
Korban kematian virus COVID-19 di Italia
mencapai 25.000 orang. Hal ini terjadi karena kurangnya tenaga medis, pasien
yang semakin bertambah setiap harinya, kurangnya ruangan untuk pasien dalam
kata lain rumah sakit overload, hal ini membuat dokter dan para tenaga medis di
Italia harus memilih pasien dengan resiko kematian yang tinggi. Mereka tidak
bisa merawat semuanya, terutama untuk penyakit lain di luar COVID-19, karena
memprioritaskan pasien dengan virus ini.
Maka dari itu kita harus belajar dari Italia,
tingginya kematian di sana juga disebabkan karena kurangnya kesadaran
masyarakat akan bahayanya virus ini.
Jangan sampai kita menganggap remeh virus ini
karena umur kita yang masih muda, karena kita juga bisa menjadi akibat kematian
bagi orang lain bahkan orang terdekat kita, yaitu keluarga kita. Seseorang bisa
menjadi carrier atau pembawa virus, jadi siapa saja dapat terkena virus, tidak
pandang usia atau apa pun. Bisa jadi ketika kekebalan tubuh kita baik dan kita
terkena virus ini kita akan baik baik saja dan kemudian virus ini kita bawa
pulang dan menular ke keluarga kita yang bisa berakibat fatal dan berujung
kematian.
Apa saja yang bisa kita lakukan untuk
menghindari virus ini?
1. Selalu menjaga kebersihan
Sering-seringlah untuk mencuci tangan ketika
berada di dalam rumah dan jika bepergian bawalah handsanitizer atau antiseptic.
2. Menggunakan Masker Saat Berada di Luar
Rumah
Memang keberadaan masker medis sekarang
sangat langka, kalaupun ada, harganya mahal sekali. Namun, ini tidak membatasi
kita untuk tidak menggunakan masker karena bisa menggunakan masker kain. Walaupun
tidak sebaik masker medis, tetapi masker kain bisa menjadi alternatif.
3. Hindari Kerumunan
Lebih disarankan jika kita tetap berada di
rumah saja, tetapi jika memang ada keperluan yang mengharuskan kita untuk
keluar rumah sebisa mungkin hindarilah kerumunan, dengan menjaga jarak minimal
1 meter dengan orang lain.
4. Tetap Jaga Kesehatan
Menjaga kesehatan dengan makan makanan
bergizi dan konsumsi vitamin C agar daya tubuh tidak menurun. Jangan lupa
olahraga minimal dengan berjalan kaki di sekitar rumah.
5. Di Rumah Saja ( Social Distancing)
Memang ini merupakan hal yang membosankan
karena hal-hal yang biasanya bisa kita lakukan seperti bersekolah, bekerja,
atau aktifitas lain tidak bisa dilakukan. Semua aktifitas ini harus dikerjakan
di rumah. Ini merupakan cara efektif yang diadopsi dari berbagai negara untuk
memutus rantai penyebaran COVID-19
6. Jangan Terlalu Sering Menyentuh Wajah
Hindari terlalu sering menyentuh wajah,
terlebih lagi jika belum mencuci tangan karena dari tangan virus bisa berpindah
ke mulut, hidung, dan mata. Dari sanalah virus bisa masuk ke dalam tubuh.
7. Selalu Pantau Perkembangan Virus COVID-19
Jangan lupa untuk selalu memantau informasi
mengenai virus COVID-19, terutama penyebaran virus yang sudah berada di sekitar
kalian.